CAMERAJURNALIS.COM, JAKARTA - Dalam sebuah pernyataan yang mengejutkan, Ketua Umum Jajaran Wartawan Indonesia (JWI) Pusat, S. Ramadhan Djamil, mengeluarkan kecaman terhadap Kepala Kantor Komunikasi Presiden, Hasan Nasbi. Kecaman tersebut datang di tengah perdebatan yang berkembang mengenai kebebasan pers dan peran media dalam mengawasi jalannya pemerintahan di Indonesia.
Latar Belakang Kecaman
Kecaman Ramadhan Djamil bermula dari pernyataan Hasan Nasbi yang dianggap meremehkan peran media dalam memberikan informasi yang akurat dan objektif kepada publik. Dalam beberapa kesempatan, Nasbi dinilai memberikan pernyataan yang tidak sejalan dengan prinsip prinsip dasar kebebasan pers, yang seharusnya dilindungi oleh konstitusi Indonesia.
Ramadhan Djamil, dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, menyatakan, “Pernyataan Hasan Nasbi menunjukkan kurangnya pemahaman terhadap pentingnya kebebasan pers dalam demokrasi. Media harus bisa berfungsi sebagai pengawas, dan tidak boleh dibungkam atau ditekan oleh kekuasaan.”
Ia menambahkan, bahwa sikap semacam ini dapat merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Dukungan JWI untuk Tempo
Lebih jauh lagi, JWI juga memberikan dukungan kepada media Tempo, yang selama ini dikenal sebagai salah satu lembaga pers yang berkomitmen pada prinsip jurnalisme investigatif. Tempo sering kali menjadi sasaran kritik dari pihak pihak tertentu yang merasa tidak puas dengan pemberitaan yang dihasilkan. Namun, dukungan dari JWI menunjukkan solidaritas di kalangan jurnalis untuk mempertahankan integritas dan kebebasan pers.
“Tempo telah banyak berkontribusi dalam memberikan informasi yang jelas dan transparan kepada masyarakat. Kami mendukung langkah langkah yang diambil oleh Tempo dalam memberitakan fakta fakta, meskipun itu kadang tidak menyenangkan bagi beberapa pihak,” tegas Dari. Ramadhan Djamil.
Ramadjan berharap agar seluruh jurnalis di Indonesia dapat bersatu untuk melawan segala bentuk penekanan terhadap kebebasan berpendapat.
Atas Statemen tersebut menuai respons beragam dari Publik dan Pemerintah.
Antaranya, banyak yang mendukung sikap JWI dalam membela kebenaran pers, sementara beberapa pihak lainnya menilai bahwa kritik terhadap pemerintah seharusnya disampaikan dengan cara yang lebih konstruktif.
Di sisi lain, pihak pemerintah melalui juru bicara kepresidenan berusaha menanggapi isu ini dengan menekankan komitmen mereka terhadap kebebasan pers.
“Pemerintah menghargai peran media sebagai pilar demokrasi. Namun, kami juga berharap agar media dapat menjalankan tugasnya dengan profesionalisme dan tanggung jawab,” ujarnya Juru Bicara kepresidenan.
Kecaman Ramadhan Djamil terhadap Hasan Nasbi dan dukungan JWI kepada Tempo merupakan sinyal penting mengenai kondisi kebebasan pers di Indonesia. Ditengah tantangan yang ada, solidaritas antar wartawan dan dukungan terhadap media yang berintegritas sangat dibutuhkan untuk menjaga demokrasi dan memastikan informasi yang akurat sampai ke tangan publik. Dalam era informasi yang cepat dan terkadang menyesatkan, peran pers sebagai pengawas dan penyampai kebenaran akan selalu menjadi penting.
Kita semua berharap agar dialog yang konstruktif dapat terjalin antara pemerintah dan media, demi tercapainya transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan.
(Junaidy/SRDJ)