Notification

×

Rintihan Dari Irsalul Faza, Bocah Kelas 2 SD Berjuang Tanpa Fasilitas Medis

Selasa, 21 Januari 2025 | Januari 21, 2025 WIB | 0 Views
CAMERAJURNALIS.COM, PIDIE JAYA. ACEH - Sebuah rumah sederhana di Gampong Beuringen, Kecamatan Meurah Dua, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, seorang bocah bernama Irsalul Faza berjuang melawan rasa sakit akibat kecelakaan lalu lintas yang menimpanya tiga bulan silam. Usianya baru delapan tahun, tetapi beban yang ia pikul begitu berat. Dengan kondisi tubuh lemah, Irsalul dirawat seadanya di rumah. 

Irsalul semestinya berada di ruang perawatan intensif rumah sakit dengan fasilitas medis lengkap. Namun, dengan segala keterbatasan memaksa keluarganya membawa pulang bocah itu ke rumah, meskipun kondisinya belum stabil. Dirumah, ia hanya ditemani tabung oksigen dan selang infus yang tertancap di hidung dan tangannya. Perawat hanya datang untuk memasang alat medis, lalu kembali pulang, meninggalkan Irsalul dengan perawatan yang jauh dari memadai.

Situasi ini bukan hanya tentang kesedihan sebuah keluarga, tetapi juga tentang tanggung jawab moral bersama. Anak ini adalah bagian dari masyarakat kita, yang seharusnya mendapatkan perlindungan penuh dari negara. Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dan RSUD Pidie Jaya seharusnya hadir memberikan solusi, bukan sekadar diam. Membiarkan Irsalul dirawat di rumah tanpa alat medis yang memadai adalah kelalaian yang tidak bisa diterima.


Ibunda Irsalul berkali-kali mengeluhkan situasi ini. Setiap hari ia berjuang menyediakan oksigen, susu, dan Suplemen Curcuma Plus untuk membantu proses pemulihan anaknya. Semua itu membutuhkan biaya besar, sementara sang suami yang bekerja di Malaysia tidak lagi mampu mengirimkan uang. Beban ini begitu berat bagi seorang ibu yang hanya ingin anaknya kembali sehat seperti sediakala.

Bayangkan seorang bocah yang seharusnya bisa bermain dengan riang di usia sekolah dasar, kini hanya terbaring lemah di atas tikar, melawan rasa sakit dan keterbatasan. Situasi ini tidak hanya meremukkan hati orang tuanya, tetapi juga menyentuh nurani kita sebagai manusia. Apakah kita rela melihat seorang anak kehilangan harapan hanya karena kemiskinan?

Kita semua tahu bahwa fasilitas medis adalah hak setiap warga negara, terlebih bagi anak-anak seperti Irsalul yang membutuhkan perawatan intensif. Pemerintah, melalui instansi terkait, memiliki kewajiban moral dan hukum untuk memastikan anak ini mendapatkan perawatan yang layak. Tidak ada alasan untuk menunda penanganan, karena nyawa seorang anak adalah prioritas yang tidak bisa diabaikan.

Kini, suara orang tua Irsalul adalah panggilan bagi kita semua untuk peduli. Bukan hanya untuk mengulurkan bantuan dana, tetapi juga untuk mendesak pemerintah agar segera bertindak. Irsalul tidak boleh dibiarkan berjuang sendirian. Bersama-sama, kita bisa menjadi harapan bagi bocah ini, agar ia dapat kembali tersenyum dan menjalani masa kecilnya dengan bahagia. 



(Junaidy)
×
Berita Terbaru Update