Notification

×

HUT Ke- 1 PAKUMAS Kota Langsa Dimeriahkan Dengan Seni Tradisional Kuda Lumping

Kamis, 14 November 2024 | November 14, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-11-14T05:39:53Z
CAMERAJURNALIS.COM, KOTA LANGSA - Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke- 1 Payuguban Purbalingga Banyumas (PAKUMAS) Kota Langsa dimeriahkan dengan pertunjukan  Seni Tari Kuda Lumping alias Jaran Kepang, atau Kuda Kepang, Rabu malam (13/11/2024) di halaman rumah Dalang Darsim Lorong Seri, Dusun Mulia Gampong Alue Dua, Kecamatan Langsa Baro, Kota Langsa. 

Tampak hadir, Ketua dan pengurus PAKUMAS, Ketua DPD KB Pujakusuma, AKBP ( Purn). H. Kasnap beserta pengurus lainnya, tokoh masyarakat, tokoh agama, kepemudaan dan ratusan masyarakat. 

Acara diawali dengan pemotongan nasi tumpeng dan kata - kata sambutan dari Ketua PAKUMAS, Ki Dalang Darsim yang kerab dipanggil Ki Darsim. 

Dalam sambutannya, Dalang Darsim mengucapkan terimakasih kepada Ketua DPD KB Pujakusuma Kota Langsa, Bapak AKBP (Purn) H. Kasnap dan jajarannya, para  tokoh masyarakat dan yang telah berhadir pada malam ini, 

Dikatakannya, berkenaan dengan HUT PAKUMAS Kota Langsa ke- 1 ini, kami mengadakan hiburan berupa Seni Tradisional berupa Kuda Lumping, yang mana tujuan kami disamping untuk hiburan sekaligus melestarikan seni budaya daerah  khususnya seni masyarakat Jawa. 

"Alhamdulillah kebetulan perkumpulan Kuda Lumping ini adalah milik saya sendiri, jadi senantiasa dapat saya tampilkan", pungkas Dalang Darsim. 

Dikesempatan ini penulis ingin mengulas secara ringkas tentang kesenian tradisional Kuda Lumping, Kuda Lumping adalah Seni Tari yang dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan yang dibuat dari anyaman bambu atau bahan lainnya dengan dihiasi rambut tiruan dari plastik atau sejenisnya. Sehingga masyarakat Jawa sering menyebutnya dengan Jaran Kepang

Konon Tari kuda lumping atau kuda kepang adalah Tari kesurupan dan ada pula versi yang menyebut Tari kuda lumping yang menggambarkan kisah seorang pasukan pemuda cantik bergelar Jathil penunggang kuda putih berambut emas serta ber- ekor emas serta memiliki sayap emas yang membantu pertempuran kerajaan Bantarangin melawan pasukan penunggang babi hutan dari Kerajaan Lodaya pada serial legenda reog abad ke- ll. 

Terlepas dari asal-usul dan nilai historisnya tari kuda lumping mereflesikan sebuah pasukan berkuda atau kavaleri. Hal ini terlihat dari gerakan-gerakan ritme, dinamis, dan agresif melalui kibasan anyaman bambu menirukan gerakan layaknya seekor kuda ditengah peperangan. 

Seringkali dalam pertunjukan tari kuda lumping juga menampilkan atraksi yang mempertotonkan kekuatan supranatural berbau magic, seperti atraksi mengunyah kaca, menyayat lengan dengan golok, membakar diri, berjalan di atas pecahan kaca, dan lain-lain. Mungkin atraksi ini merefresikan kekuatan supranatural yang pada zaman dahulu berkembang dilingkungan Kerajaan Jawa, dan merupakan aspek non militer yang dipergunakan untuk melawan pasukan Belanda. 

"Salah satu kesenian tradisional yang telah menjadi warisan kebudayaan Indonesia"



(Junaidy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update