CAMERAJURNALIS.COM, POHUWATO - 30/10/24 - Anggota DPRD Pohuwato dari daerah keterwakilan Popayato, Yuliana Rumapuk, yang membidangi Komisi 3, mendapatkan kritikan keras dari aktivis Pohuwato, Soni Samoe. Kritikan ini muncul setelah Yuliana menyuarakan dukungannya terhadap sejumlah perusahaan seperti PT Biomasa Jaya Abadi (BJA), PT Inti Global Lestari (IGL), dan PT Bayan Tumbuh Lestari, yang menurutnya memberikan dampak positif pada perekonomian masyarakat Popayato.
Namun, Soni Samoe menilai pernyataan tersebut terlalu sederhana dan mengabaikan dampak yang lebih besar terhadap lingkungan dan masa depan masyarakat. "Terlalu dangkal ibu aleg ini kalau menilai dampak signifikan hanya dari upah buruh. Apa masyarakat kita hanya akan jadi kuli? Sedangkan puluhan ribu hektare lahan kita dibabat dan merampas masa depan anak cucu," kritik Soni.
Lebih lanjut, Soni mempertanyakan keseimbangan antara manfaat ekonomi yang diklaim dengan risiko lingkungan yang dapat mengakibatkan bencana banjir bandang dan tanah longsor. "Apakah sepadan dengan bencana yang akan mengintai kita di masa depan karena hutan kita di babat? Belum lagi plasma masyarakat yang menjadi hak sesuai UU Perkebunan tidak direalisasikan sama sekali," tambahnya.
Soni juga mempertanyakan loyalitas Yuliana dalam menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat, apakah lebih mengutamakan kepentingan rakyat atau perusahaan. "Ibu ini digaji rakyat atau digaji perusahaan?" sindirnya.
Menurut Sonni, pernyataan Aleg ini tidak independen dan tak objektif, karena hanya mengungkapkan sisi positif investasi tanpa mengungkap banyaknya kewajiban perusahaan yang diabaikan " bahkan ketika perusahaan membangun jalan itu ada makam warga yang di timbun" terang Sonni dalam postingan berikutnya ". Bukankah sebagai aleg, harusnya suara rakyat yang di sampaikan dan bukan suara suara yang cenderung menggelapkan substansi.
( Noldy)